Gending Sriwijaya merupakan lagu dan tarian tradisional masyarakat Kota Palembang, Sumatera Selatan.
Melodi lagu Gending Sriwijaya diperdengarkan untuk mengiringi Tari
Gending Sriwijaya. Baik lagu maupun tarian ini menggambarkan keluhuran
budaya, kejayaan, dan keagungan kemaharajaan Sriwijaya yang pernah berjaya mempersatukan wilayah Barat Nusantara.
Lirik Lagu Gending Sriwijaya
Di kala ku merindukan keluhuran dahulu kala
Kutembangkan nyanyian lagu Gending Sriwijaya
Dalam seni kunikmati lagi zaman bahagia
Kuciptakan kembali dari kandungan Sang Maha Kala
Sriwijaya dengan Asrama Agung Sang Maha Guru
Tutur sabda Dharmapala Sakyakhirti Dharmakhirti
Berkumandang dari puncaknya Seguntang Maha Meru
Menaburkan tuntunan suci Gautama Buddha sakti.
Borobudur candi pusaka zaman Sriwijaya
Saksi luhur berdiri teguh kokoh sepanjang masa
Memahsyurkan Indonesia di tengah Asia
Melambangkan keagungan sejarah Nusa dan Bangsa
Taman Sari beserta emas perak Sri Ksetra
Dengarkanlah bualan bagai di Surga Indralaya
Taman puji turunan Maharaja Syailendra
Mendengarkan irama lagu Gending Sriwijaya.
Tari Gending Sriwijaya
Tarian ini digelar untuk menyambut para tamu istimewa yang bekunjung ke daerah tersebut, seperti kepala negara Republik Indonesia, menteri kabinet, kepala negara/pemerintahan negara sahabat, duta-duta besar atau yang dianggap setara.
Untuk menyambut para tamu agung itu digelar suatu tarian tradisional
yang salah satunya adalah Gending Sriwijaya, tarian ini berasal dari
masa kejayaan kemaharajaan Sriwijaya
di Kota Palembang yang mencerminkan sikap tuan rumah yang ramah,
gembira dan bahagia, tulus dan terbuka terhadap tamu yang istimewa itu.
Tarian Gending Sriwijaya digelarkan 9 penari muda dan cantik-cantik yang berbusana Adat Aesan Gede, Selendang Mantri, paksangkong, Dodot dan Tanggai. Mereka merupakan penari inti yang dikawal dua penari lainnya membawa payung dan tombak. Sedang di belakang sekali adalah penyanyi Gending Sriwijaya. Namun saat ini peran penyanyi dan musik pengiring ini sudah lebih banyak digantikan tape recorder. Dalam bentuk aslinya musik pengiring ini terdiri dari gamelan dan gong.
Sedang peran pengawal kadang-kadang ditiadakan, terutama apabila tarian
itu dipertunjukkan dalam gedung atau panggung tertutup. Penari paling
depan membawa tepak sebagai Sekapur Sirih untuk dipersembahkan kepada tamu istimewa yang datang, diiringi dua penari yang membawa pridon terbuat dari kuningan. Persembahan Sekapur Sirih
ini menurut aslinya hanya dilakukan oleh putri raja, sultan, atau
bangsawan. Pembawa pridon biasanya adalah sahabat akrab atau inang
pengasuh sang putri. Demikianlah pula penari-penari lainnya.
Sumber : Wikipedia